-->
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 06 April 2017

Anak Yang Ibunya Bicara Dengan "Cara Ini" Bisa Memiliki EQ "Dua Kali Lipat" Lebih Tinggi Dibanding Anak Seusianya!

Komunikasi dengan anak adalah satu diantara permasalahan yang banyak dihadapi ibu­ibu di belahan dunia manapun. Banyak ibu­ ibu mengeluh anaknya nakal serta tidak ingin mendengar ajaran sampai seringkali mereka hilang kesabaran. Ibu­ ibu yang tadinya punya niat mengajar anak malah berubah marah­ marah serta pada akhirnya menyesal sendiri. Mengajar dengan cara memarahi anak tidaklah cara komunikasi yang efisien serta baik.


Di bawah ini sebagian contoh cara komunikasi yang baik serta buruk pada anak : 

Saat anak tidak mau tidur : 

Masihlah ada 5 menit sebelumnya saat tidur tiba, kamu ingin sikat gigi dulu atau baca buku cerita dulu?

Udah malem gini kok masihlah belum tidur sih! Udah jangan main lagi, cepetan sikat gigi lalu tidur! Ibu udah ngomong berapakah kali sama kamu?!

Anak kecil masih belum benar ­benar mengerti apa itu pagi dan malam, mereka hanya tahu belum ngantuk serta masih ingin main. Beri mereka pengertian bahwa saat tidur sudah hampir tiba, biarlah mereka memilih mau melakukan aktivitas apa sebelum waktu itu tiba.

Saat anak bermalas­ malasan 

10 menit lagi kita udah ingin pergi lho, kamu mau ganti pakaian sekarang atau dipegang dulu, nanti baru dipakai?

Aduhh… Kok kamu masih males­m alesan sih? Kita udah ampir telat nih! Denger tidak ibu ngomong apa?!
Anak kecil tidak paham apa arti beralas­ malasan ataupun terlambat, apalagi saat mereka sedang asyik mengerjakan hal yang mereka sukai. Beri anak pengertian kalau sebentar lagi ia harus keluar rumah serta perlu mengganti pakaian.

Saat anak berkata " tidak " 

Iya, kamu bisa berkata " tidak ", namun ibu mau denger apa sebabnya kamu berkata tidak? Coba kasih tau ibu, jadi ibu ngerti kenapa tidak.

Duh nih anak! Kamu ngerti apa sih? Ini untuk kebaikan kamu, kamu harus dengar apa kata ibu!
Jangan langsung tolak anak saat ia berkata tidak. Beri anak kesempatan untuk menjelaskan apa penyebabnya sehingga kita bisa mengerti apa yang ada di fikirannya.

Saat anak tidak sengaja merusak suatu benda 

Tidak apa ­apa nak. Setiap orang dapat berbuat salah, ibu juga bisa berbuat salah. Saat ini kamu tahu, hal yang anda lakukan tadi itu salah, lain waktu jangan diulangi lagi yah. Yuk kita sama­ sama coba betulin, bisa tidak yah?

Ya ampun! Kok kamu tidak hati­ hati banget sih nak? Ini mainannya mahal tau, lain waktu ibu tidak mau beliin lagi!
Memarahi anak ketika ia mengakibatkan kerusakan satu benda hanya akan membuatnya ketakutan. Tetapi dengan memberi pengertian seperti di atas, anak anak jadi lebih memperhatikan serta berhati­ hati di kemudian hari.

Saat anak bersikap cuek 

Nak, kamu lagi ada masalah apa? Coba cerita sama ibu biar kamu lega, siapa tau ibu bisa bantu. Ibu khawatir padamu nak…

Hei, ibu lagi ngomong sama kamu! Dengarkan ibu ngomong gak sih? Kenapa lagi coba, aneh ­aneh aja!
Ada kalanya anak ingin berdiam diri serta menyimpan rahasia sendiri. Jika di tanya baik­baik, ia akan merasa dikasihi serta bahkan juga mungkin menceritakan rahasia tersebut .

Saat anak tidak ingin berbagi mainan pada anak lain 

Kamu mau main dulu 5 menit lalu kasih dia main 10 menit, atau kamu kasih dia main 5 menit lalu kamu main 10 menit, atau kamu kasih pinjem dia mainan lain?

Cepetan kasih pinjem dia main! Sebentar aja kok! Kamu harus belajar berbagi! Ada banyak alasan anak tidak mau meminjamkan mainannya, mungkin saja lantaran ia begitu suka pada mainan tersebut, mungkin lantaran ia takut temannya merusak mainannya, atau mungkin juga lantaran egonya.
Coba beri anak­ anak pilihan seperti di atas supaya ia belajar berbagi tanpa perlu dimarahi.

Ketika anak menangis untuk mendapatkan keinginannya 

Bila kamu tidak menangis, kita bicarakan sama­ sama bagaimana baiknya. Kamu tenang dulu, kamu mau ngomong apa sama ibu?

Jangan nangis! Kamu taunya nangis doang sih! Tidak ada gunanya nangis, jika kamu nangis ibu gak mau kamu lagi!
Anak punya kebiasaan mendapatkan hal yang ia butuhkan dengan menangis saat masih bayi, entah itu ingin tidur, makan, atau lain sebagainya. Ajari anak cara berkomunikasi yang benar dengan sabar.