- Beberapa hari setelah ujian matematika pertama dilangsungkan, ibu
guru pun berdiri di depan kelas dan berkata, "Hasil ujian pertama kalian
ini cukup baik, tapi ada satu anak yang masih harus memperbaiki diri.
Jangan udah dapat nilai jelek, masih terus bermain!"
Saat itu, seorang anak di kelas pun langsung menundukkan kepala seakan-
akan ia tahu kalau ibu guru sedang membicarakannya. Pertama- tama, ibu
guru memanggil murid yang mendapatkan nilai terbaik untuk maju ke depan
kelas dan membagikan pengalaman belajarnya, setelah itu ibu guru pun
lanjut mengumumkan, "Murid yang mendapat nilai terjelek kali ini, cuma
dapat 10! XXX silakan maju ke depan!"
Mendengar nama anak ini, seluruh murid di kelas pun langsung tertawa dan
menatap anak tersebut dengan pandangan merendahkan. Anak ini sangat
sedih dan malu, ia juga takut saat pulang nanti akan dimarahi ayah dan
ibu.
Waktu makan malam pun tiba, anak ini akhirnya memberanikan diri berkata
pada kedua orangtuanya, "Ayah, ibu, nilai ujian pertama matematika ku
sudah keluar… Cuma dapat 10!"
Ayah dan ibu pun hanya dengan tenang menatapi kertas ujiannya.
Tapi anak ini sangat kaget ketika ayahnya berkata, "Anakku udah bisa
ujian nih, lumayan! Dulu ayah lebih parah, saking tegangnya ikut ujian,
sampai- sampai nama sendiri lupa ditulis! Nenekmu sampai bilang ayah
sengaja gak tulis nama karena gak bisa jawab soal! Hahaha…"
Sambil membelai kepala si anak, ibu pun berkata, "Anakku, ibu yakin di
ujian selanjutnya, kamu pasti bisa mendapat nilai yang lebih baik. Yuk,
cuci tangan, hari ini ibu masakin sayuran kesukaanmu,lho.."
Anak ini pun langsung meneteskan air mata, "Tapi bu, hari ini ibu guru
menyuruhku maju ke depan kelas, dan semua teman- teman langsung tertawa
mengejekku.."
"Oh.. Ibu guru bukan berniat jahat,kok. Dia memang sengaja memanggilmu
maju ke depan, biar kamu dapat pelajaran dan selalu ingat tentang hal
ini. Coba kamu bayangkan, kalau ibu guru cuma kasih tahu kamu diam-
diam, kamu bisa saja tidak begitu mengingat kesalahanmu, iya,kan?",
jawab ibu.
Setelah berpikir, anak ini baru sadar kalau perkataan ibu ada benarnya
juga. Ketika hati sudah lega, anak ini pun menyantap makan malamnya
dengan lahap.
Dalam kasus ini, kedua orangtuanya tahu jelas bahwa si anak pasti akan
lebih semangat belajar dan berjuang dalam ujian berikutnya. Contoh di
atas adalah contoh yang sangat konkret untuk menggambarkan kehidupan
keluarga saat ini. Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam
setiap proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan memberikan
nasihat yang benar, maka anak tersebut pun bisa menghormati guru dan
bersikap baik pada teman- teman sekelasnya, hal ini juga bisa membuat
anak lebih menikmati masa- masa belajar di sekolah.
Orangtua harus sangat bijak dalam menangani setiap permasalahan anak.
Kalau misalnya, ayah dan ibu hanya bisa marah- marah, maka anak tersebut
pasti akan semakin sedih dan tertekan. Hal ini bisa menyebabkan anak
stress dan tidak bisa konsentrasi belajar, alhasil nilai ujiannya tidak
akan pernah bagus dan orangtua pun semakin marah. Sebagai orangtua, kamu
tidak boleh sampai membuat anakmu berpikir, "Mau berusaha seberapa
keras pun tetap saja dimarahi, lebih baik gak usah belajar lagi."
Nah, kamu mengertikan betapa bahayanya bila orangtua sampai salah langkah?
Yang menentukan masa depan anak adalah sikap orangtua! Para orangtua
harus tahu, nilai ujian bukanlah segalanya, itu hanya sebuah alat ukur
kemampuan akademis anak,kok..
Jadi, jangan sampai membuat anakmu berpikir kalau "nilai jelek" adalah "anak bodoh", hal ini sama saja seperti menjatuhkan anak secara perlahan- lahan.
Yuk, di-share!