
Setiap anak yaitu cerminan dari pengajaran orangtuanya, narasi ini mempunyai arti yang begitu dalam…
Setiap pagi bus antar kota pasti akan padat oleh penumpang, dan disuatu pagi, ada seorang anak yang membawa tas penuh dengan lumpur naik ke bus angkatan kota ini. Mujur saat dia baru masuk, ada orang yang ingin turun bus dan pada akhirnya dia bisa tempat duduk.
Tidak lama kemudian ada seorang ibu hamil naik, anak ini dengan sopannya mempersilahkan ibu hamil ini duduk, ”Tante, silahkan duduk! ”
Ibu hamil melihat perawakannya yang kotor dengan tas yang bernoda lumpur juga terasa jijik sendiri. Anak kecil ini mengambil tisu dari tasnya dan mengelap kursi yang didudukinya tadi sambil berkata, ”Tante, kursinya telah saya lap bersih ya…”
Ibu hamil ini juga duduk dengan rasa malu!
Hiruk pikuknya kondisi jalan bikin anak ini jatuh saat supir bus mencapai rem, namun dia tetaplah melindungi kantong yang ada ditangannya.
Ibu – ibu disamping memujinya, “Kamu anak yang hebat ya! ”
Anak ini sambil tersenyum menjawab, ”Tante, saya belum cukup hebat, mamaku selalu membandingi saya dengan orang lain, namun sekarang saya telah berani! Seperti Forrest Gump! ”, ibu hamil tadi cuma menundukkan kepalanya…
Ibu hamil tadi kaget, ”Kamu tahu Gump!? ”
“Iya, ibu yang kasih saya nonton…”
“Terus, anda belajar apa dari film Forrest Gump? ”
“Gak usah
peduli apa pandangan orang lain, jalanin hidupku sendiri saja ; setiap orang miliki kelebihan sendiri seperti coklat yang bentuknya berbeda – beda namun tetaplah manis…”
“Apa kerja mamamu nak? ”
“Mamaku dahulu guru di
“Terus saat ini? ”
Mata anak ini mulai merah, ”Mama… mama didalam kantong plastik ini! ”
Orang di sekitar segera kaget! Serta diwaktu ini, pria yang di samping dia berkata,
“Papa anak ini sudah meninggal dunia lantaran sakit satu tahun lebih waktu itu. Ibu anak ini dulunya yakni seseorang guru terhormat di satu perdesaan. Untuk menghidupi hidup anak ini, waktu musim panas dia pergi ke kota untuk bekerja sembari membawa anaknya pergi saksikan kota dan akan kembali pada desa waktu bersiap – siap untuk buka semester baru. Tetapi siapa sangka disuatu hari, ibunya ditimpa oleh besi besar dan meninggal dunia di tempat…
Kantong plastik itu yakni abu almarhum mamanya…”
Mata ibu ini telah tidak bisa menahan air matanya lagi, ”Nak, anda masih tetap menginginkan sekolah? ”
Dia menggelengkan kepalanya tanda tidak ingin, dia hanya menjawab, ”aku sehari-hari mesti membaca buku di toko buku samping pabrik…”
Penumpang yang lain menyemangati dia dengan berjanji akan berikanlah dia beberapa buku di rumah mereka, terlihat anak ini demikian suka didukung yang sekian besar dari orang – orang sekitar…
Anak ini walaupun sudah kehilangan orangtuanya tetapi dia tidak kehilangan semangatnya! Walaupun mesti hidup miskin, tetapi keberanian dia dalam mengejar pengetahuan dan mimpinya benar – benar layak diacungkan jempol.
Banyak anak yang kurang percaya diri lantaran datang dari keluarga tidak ada, tetapi ibu ini sekurang-kurangnya buat anak ini tidak diliat rendah walaupun harus hidup miskin, hidup dengan lihat ke arah yang positif, memutarbalikkan pandangan mata sebelah orang lain, semua yakni hal yang di sampaikan mamanya! Hikmah dari ajaran mamanya yakni “Jangan Memperdulikan Apa Pandangan Orang Lain”