Mandi junub adalah mandi yang dilakukan untuk membersihkan diri dari
hadas besar, seperti m3nstru4s1. Apabila m3nstru4s1 telah selesai maka
seorang wanita diwajibkan untuk mensucikan dirinya. Menunda mandi junub
berarti menunda mensucikan diri sehingga ia tidak dapat melaksanakan
ibadahnya.
Akan tetapi sangat jarang perempuan menunda untuk mandi junub usai
m3ntru4s1. Karena perempuan yang sudah suci mempunyai kewajiban untuk
membayar hutang sholat yang mungkin pada saat keluarnya darah
m3nstru4s1, bersamaan juga dengan masuknya waktu sholat. Otomastis ia
harus mengganti sholat yang sudah ia tinggalkan saat bersamaanya darah
m3nstru4s1 keluar.
Menunda mandi junub ini sering terjadi pada pasangan suami istri yang
telah melakukan hubungan 1nt1m. Mereka sering menunda mandi junub karena
setelah melakukan hvbvngan su4m1 1str1, mereka langsung melanjutkan
tidur.
Bagi seorang yang sudah menikah, melakukan mandi junub adalah hal yang
biasa. Tapi apakah mandi junub yang dilakukan selama ini sudah benar?.
Benar dalam arti tidak menunda-nunda saat mandi junub. Sebuah kitab yang
shahih terdapat bagian yang menjelaskan tentang ancaman menunda mandi
junub tanpa alasan. Isi dari penjelasan itu adalah ketika seseorang
menuda mandi junubnya maka ia tidak akan didekati oleh malaikat yang
bernama rahmat.
Dalam kitab tersebut dituliskan sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan,
bahwa terdapat tiga orang yang tidak akan didekati oleh malaikat Rahmat
yakni orang mabuk, orang junub, dan orang yang berlumuran minyak wangi
bernama khaluq. Ketika seseorang akan mandi junub maka ia harus
menetapkan niat mandi junub terlebih dahulu.
Al Hafizh menjelaskan maksud dari hadits tersebut. Malaikat yang
dituliskan dalam hadits tersebut adalah malaikat yang memberikan berkah
dan rahmat, bukan malaikat pencatat perbuatan atau pengawas karena
mereka akan selalu bersama kita dalam keadaan apapun.
Berdasarkan hadits tersebut dapat diketahui bahwa ketika seseorang
menunda mandi junub tanpa adanya alasan yang jelas, sebagai contohnya
adalah menyepelekan atau malas, maka malaikat rahmat tidak akan
mendekati orang tersebut. Kemudian muncul pertanyaan baru, apakah
setelah berhub*ungan kita harus langsung mandi junub atau bagaimana. Hal
ini juga dicontohkan oleh Rasulullah. Setelah beliau melakukan hajat
dengan istrinya terkadang beliau tidak langsung mandi junub tapi juga
terkadang beliau langsung mandi junub. Apabila beliau tidak langsung
mandi junub, maka beliau langsung wudhu terlebih dahulu sebelum tidur.
Menunda mandi junub, ini ancamannya telah dituliskan dalam hadits Muslim
yang menjelaskan bahwa setelah berhub*ungan suami istri, Rasulullah
terkadang mandi junub langsung tapi terkadang juga tidak, dengan catatan
apabila tidak langsung mandi junub maka beliau wudhu sebelum tidur.
Apabila kita lihat dari hadits lain, maka terdapat ancaman dalam menunda
mandi junub tanpa adanya alasan yang mengikuti. Hadits tersebut
memiliki isi yang sama dengan hadits di atas yang menjelaskan bahwa
tidak akan didekati oleh malaikat Rahmat, orang yang tidak mandi junub
setelah berhub*ungan suami istri. Inilah ancaman dari menunda mandi
junub tanpa udzur.
Hadits ini menjelaskan bahwa malaikat rahmat tidak akan mendekati tiga
kaum, yakni orang junub, bangkai orang kafir, orang yang berlumuran
dengan minyak wangi khaluq kecuali mereka telah berwudhu setelah
melakukan hajat. Minyak wangi khaluq yang dimaksud adalah campuran dari
za’faran dan lainnya namun didominasi oleh warna kuning dan merah.
Sebagai seorang muslim, hal ini perlu diperhatikan benar karena dapat
mengurangi keberkahan dalam hidup kita. Malaikat rahmat adalah malaikat
yang memberikan berkah dan rahmatnya di dalam hidup kita atas ijin
Allah. Apabila kita menunda mandi junub berarti kita tidak akan didekati
oleh malaikat Rahmat. Jangankan diberikan keberkahan, mendekat saja
malaikat tidak akan mau. Oleh karena itu, setelah melakukan hub*ungan
suami istri maka kita harus segera mandi junub, tapi apabila kondisi
atau keadaan tidak memungkinkan maka kita dianjurkan untuk berwudhu
sebagai pengganti mandi junub.
Maka buat kamu pasangan suami istri, hal kecil yang mengakibatkan
bencana besar ini harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai kita
terlena dengan hajat kiat dengan istri. Minimal jika malas, wudhulah.
Akan tetapi orang usai berwudhu pasti sudah tidak malas lagi, maka bisa
langsung dilanjutkan dengan mandi junub. Semoga bermanfaat...