-Ada seorang ibu yang sangat pendiam, biasanya dia tidak terlalu
banyak bicara, bahkan bisa dibilang sangat pasif. Namun di pernikahan
putrinya ini, dia berhasil mengguncang hati semua tamu yang hadir,
bahkan suaminya pun ikut takjub akan pesan terakhir yang diberikan
istrinya untuk putri mereka sebelum mengarungi bahtera rumah tangga.
Begini pesannya..
"Para tamu yang terhormat, selamat malam.
Terima kasih di tengah kesibukan kalian, kalian masih rela menyampingkan
waktu istirahat kalian untuk datang ke pesta pernikahan putri kami.
Sebagai seorang ibu, melihat anak yang begitu dikasihi tumbuh besar,
bahkan kini akan membentuk keluarga kecil, saya tentu merasa sangat
terharu dan bahagia. Para tamu sekalian di tempat ini juga sama seperti
kami, menjadi bagian dalam pertumbuhan putri kami. Hari ini saya mau
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas setiap
perhatian dan bantuan yang pernah diberikan untuk putri saya.
Walaupun ini hari yang berbahagia, namun saya sebagai seorang ibu, saya
tidak ingin mengatakan kata-kata ucapan "bahagia selamanya" atau "sampai
maut memisahkan kalian". Namun saya mau memberi tahu kepada anak dan
menantu saya, tiga hal "bukan" :
Pertama, pernikahan bukanlah 1+1 = 2, melainkan 0.5+0.5 = 1
Setelah menikah, kalian berdua harus membuang setengah ego kalian,
kalian harus bisa mengalah, baru kalian bisa membangun rumah tangga yang
bahagia. Anak muda sekarang, sering kali dibutakan oleh cinta, namun
juga sering dilukai oleh cinta pasangannya. Saya hanya ingin mengatakan,
kamu harus bisa menahan diri dan bertoleransi pada pasangan, itulah
kunci pernikahan yang indah.
Kedua, pernikahan bukanlah hubungan yang sangat intim sampai tidak ada jarak, melainkan hubungan toleransi yang memiliki ruang.
Setelah menikah, setiap dari kalian memiliki lingkup teman
masing-masing, kadang antara suami istri bisa lingkup teman yang
berbeda. Kadang ada sedikit jarak justru membuat pasangan semakin
menarik. Kamu perlu memberikan ruang gerak pada pasanganmu dan memberi
sedikit kebebasan pada dirimu. Perlu diingat kalau pernikahan bukan
berarti menguasai, melainkan menggabungkan, yang artinya sama seperti
bergandengan menjadi satu tim, kamu harus bisa saling menghargai.
Ketiga, keluarga bukanlah tempat untuk berdebat akan kepintaran atau
alasan, juga bukan tempat untuk saling membalas, keluarga adalah tempat
untuk berbicara akan kasih sayang.
Ada pepatah mengatakan, lelaki adalah tanah liat, sedang wanita adalah
air. Jadi ketika keduanya digabungkan, maka akan menjadi tanah liat yang
bisa dibentuk menjadi apapun. Pernikahan adalah dimana dua orang
menjalani hidup bersama-sama. Kalau segala sesuatu itu dibicarakan hanya
berdasarkan logika dan hukum, maka keduanya pasti akan merasa
kelelahan.
Ibu hanya menyampaikan ini saja. Terakhir, ibu doakan semoga
pernikahanmu bisa bahagia selalu dan semua tamu yang hadir bisa
diberkati dan diberi kesehatan serta kesuksesan."